LEGENDA DESA BLATER

Dengan kondisi  geografis yang berada di kaki gunung, Desa Blater mempunyai dua jenis hamparan sawah pertanian yaitu sawah tadah hujan dan sawah irigasi teknis. Luas keseluruhan Desa Blater adalah 297 Hektar, dengan luas area sawah irigasi teknis 60 Hektar dan sawah tadah hujan seluas 70 Hektar, sedangkan selebihnya adalah perkampungan penduduk, tegalan, hutan  lindung, sungai alam, makam, jalan, gedung/ tempat falitas ibadah, fasilitas pendidikan dan lainya.

Desa Blater terdiri dari empat pedukuhan, yaitu Dukuh krajan, yang berada di ujung barat Desa Blater, terus ke ti,ur Dukuh Tempuran, Dukuh Kwaron, dan ujung timur-utara  adalah Dukuh Legok. Untuk wilayah pegunungan, baik permukiman penduduk maupun area persawahan menyeluruh dari timur ke barat. sedangkani untuk area sawah irigasi teknis hanya terdapat di tiga pedukuhan, yaitu Krajan, Tempuran, dan Kwaron, sedangkan untuk dukuh Legok adalah semi teknis. Mayoritas penduduk Desa Blater bermata pencaharian bercocok tanam/ bertani, sebagian berdagang, wiraswasta, karyawan swasta, Pegawai Negeri Sipil, pertukanagan, TNI, POLRI, Perawat, Bidan dan lainya. Jumlah penduduk Desa Blater bisa di katakana stagnan, karena tidak beranjak jauh dari angka 1.600 jumlah penduduk. Kadang mengalami penambahan dari angka kelahiran, pindah datang, tapi kadang juga mengalami pindah keluar, dan meninggal dunia sehingga itu yang membuat jumlah penduduk Desa Blater di katakana stagnan.

Blater, mempunyai arti orang yang memiliki jiwa kesederhanaan, sopan santun dan tetap pada koridor norma yang ada . untuk itu harapan dari warga Desa Blater dengan pemberian nama Blater pada Desa tercinta oleh para pendiri Desa, merupakan doa dan symbol bagi warga masyarakatnya yang selalu berpola hidup sederhana, menjujung tinggi etika kesopanan, dan tetap pada norma dan aturan yang ada di masyarakat.

Dari sejarah atau legenda Desa yang ada, bahwa awal mula berdirinya Desa Blater bukan merupakan satu desa yang berasal dari awal, akan tetapi merupakan penggabungan dua desa yang kemudian menjadi satu. Sebelum menjadi Desa Blater, awalnya merupakan penggabungan dua Desa, yaitu Desa Legok dan Desa Blater. Desa Legok pertamakali di pimpin oleh seorang Kepala Desa bernama Pradita, Beliau meninggal di Tegalrejo karena di rampok oleh segerombolan perampok, pada waktu Beliau mau mengantar upeti ke Keraton Solo. Usai wafatnya Simbah Pradita kemudian Kepala Desa Legok di ganti oleh Bapak Rejo Mustari, dan terakhir di pimpin oleh Bapak Mangkurejo. Sedangkan Desa Blater sebelum penggabungan dengan Desa Legok di pimpin oleh Bapak Pencung, dan kemudian di gantikan oleh Bapak Untung.

Kepala Desa Blater setelah resmi penggabungan adalah Simbah Mangkurejo, yang menjabat sampai tahun 1922, setelah Simbah Mangkurejo, tampuk kepemimpinan Desa Blater adalah sebagai berikut :

1.     Bp.  Pawiro Diredjo, menjabat dari tahun 1922 sd. 1948

2.     Bp. Pawiro Sentono, menjabat dari tahun 1948 sd. 1954

3.     Bp. Pawiro Diwiryo, menjabat dari tahun 1954 sd. 1985

4.     Bp. Sanyoto, menjabat dari tahun 1985 sd. 1994

5.     Bp. Bera Wasito, menjabat dari athun 1994 sd. 2002

6.     Bp. Iswanto, menjabat periode I dari tahun 2002 sd. 2007

7.     Bp. Iswanto, menjabat periode II dari tahun 2007 sd. 2013

8.     Bp. Suryo Widodo, A.Md, menjabat periode I dari tahun 2013 sd. 2019

9.     Bp. Suryo Widodo, A.Md, menjabat periode II dari tahun 2019 sd. 2025

Demikian sejarah singkat Desa Blater, semoga ke depan selalu di Berikan Pemimpin-pemimpin yang amanah, memikirkan warga masyarakatnya, sehingga membuat Desa Blater semakin maju, sejahtera dan ber akhlakul karimah.